Siswa SMP di Polewali Pilih Kawin daripada UN

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Meski terdaftar sebagai peserta ujian nasional tingkat SMP di Polewali mandar, Sulawesi Barat, namun tak semua peserta ujian bisa mengikuti ujian.

Menikah dini menjadi alasan terbesar yang menjadi penyebab para siswa tak mengikuti ujian nasional. Sisanya, batal ujian karena alasan sakit. Bayangkan, jika di rata-rata pada setiap sekolah di Polewali Mandar ada dua hingga tiga siswa yang dilaporkan batal mengikuti ujian karena menikah.

Di SMP Negeri 2 Polewali Mandar misalnya, dari tiga siswa yang tidak hadir dari total peserta ujian 178 siswa, dua di antaranya dipastikan tidak lulus karena menikah. Tak jauh berbeda di SMP Negeri 1 Polewali Mandar, lebih dari 50 persen siswanya yang tidak hadir mengikuti ujian menikah sebelum ujian digelar.

Sejumlah siswa dilaporkan menikah karena pilihan sendiri, juga karena dipaksa menikah oleh pria atau wanita pilihan orang tuanya. Di Polewali tradisi menikah dini dan orang tua memaksakan kehendak pada anak masih terus berlangsung.

Kepala SMP Negeri 2 Polewali, Sarman menyebutkan kebanyak siswanya tidak ikut ujian nasional meski telah terdaftar di panitia pelaksana ujian, karena lebih memilih menikah daripada melanjutkan sekolah sampai tamat. "Kita tidak bisa memaksakan karena sebagian menikah karena paksaan orang tua atau karena pilihan mereka sendiri," ujar Sarman.

Siswa-siswa yang dilaporkan menikah dini dan tidak melanjutkan sekolah sampai tamat, rata-rata baru berumur 14 hingga 15 tahun.  Sejumlah guru memang pernah berupaya membujuk orang tua dan siswanya agar tetap kembali ke sekolah melanjutkan pendidikannya. Sayang, banyak siswa mengaku malas menyelesaikan pendidikan dasarnya karena malu menjadi ejekan teman-temannya.